Dalam dunia perhotelan, segala sesuatunya adalah image, dari
mulai dekorasi, interior sampai segala perlengkapan makanan dan minuman, gelas
gelas yang up to date semuanya menunjang lifestyle dan positioning dari hotel
tersebut.
Kalo mengenai human capitalnya tentnunya berkenaan dengan
bagaimana menjadikan tenaga tenaga pekerja kita menjadi tenaga trampil dan
mempunyai postur tubuh yang baik, rambut yang rapi, baju yang bersih, kuku yang
tidak panjang, dan lain sebagainnya.
Nah kalo untuk pekerja yang lebh sering berhubungan dengan
surat menyurat, entah itu mengenai surat penawaran untuk tamu tamu yang ingin
rapat, reuni, pernikahan, atau pemesanan kamar, ketrampilan dalam berbahasa
sangat dibutuhkan. Korespondensi dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa inggris
mutlak diperlukan.
Dalam bahasa inggris, kebanyakan banyak masalah terjadi pada
gramatikal dan pemilihan kata kata dalam bahasa inggris, untuk itu jam terbang
sangat diperlukan dan jika seorang pemula belum begitu mahir, biasanya kami
mengirim mereka untuk di training bagaimana berkorespondensi dalam bahasa
inggris yang meliputi banyak hal hingga jargon jargon perhotelan yang sudah
biasa dilakukan.
Ada satu hal yang sedikit miris untuk anak anak muda
sekarang terutama untuk yang baru lulus kuliah, korespondensi dalam bahasa
Indonesia yang notabene adalah bahasa ibu sangatlah lemah. Bahasa bahasa formal
yang dulu sering kita dengar dan biasa kita bahasakan agaknya merupakan hal
yang langka bagi mereka mereka ini.
Awalnya saya berpikir hanya satu atau dua orang saja yang
mengalami kesulitan dalam berbahasa Indonesia walaupun dalam bentuk bahasa yang
sederhana, tetapi seiring dengan banyaknya kasus yang terjadi, walaupun contoh
surat sudah dibuat dan dipajang untuk bisa digunakan setiap saat, tetapi
kesalahan kesalahan gramatikal dan kesopanan agaknya merupakan sebuah persoalan
tersendiri bagi mereka dan itu adalah sesuatu yang mengejutkan.
Sayang, saya agak gak enak jika harus menampilkan contohnya
disini tapi jika dilihat dari umur mereka yang rata rata sudah lulus kuliah,
hal ini sangat memprihatinkan. Entah bagaimana diluar sana pengalaman rekan
rekan blogger yang jelas saya masih gak yakin untuk menggeneralisasi seluruh
anak muda sekarang merupakan generasi alay.
Jika ditegur mereka terus terang cukup malu dan mengakui
kesulitan tersebut, tapi akhirnya masih sempat menggoda dan berkata kepada
saya, “Ma’acih pak.” sambil cengar cengir. Oalaaaa….dasar generasi alay.
hehehehe alay yaa ^_^
BalasHapussalam kenal yaa..
BalasHapusadd fb'ku low km baik.. yhuga oneheart ^_^