Tidak ada definisi pasti tentang apa dan siapa itu alay.
Alay merupakan kata yang tercipta di saat sekarang sehingga tidak akan ada di
kamus besar bahasa Indonesia. Saya tidak tahu secara pasti darimana asal kata
alay itu. Alay sejauh yang saya tahu muncul pertama kali dan disebarluaskan
oleh salah satu forum di dunia maya. Menurut saya alay tercipta dari
kalangan-kalangan menengah atas, yang dalam hal ini adalah pengguna internet
dan bukan tercipta dari kalangan kelas bawah.
Sejauh sepengamatan saya, orang-orang menyebut alay pada
orang-orang yang bertingkah laku norak yang kebanyakan adalah remaja kalangan
menengah kebawah. Tingkah laku norak ini antara lain:
.
1 Berpakaian norak:
Menggunakan pakaian dengan warna yang tidak “matching” dan
sangat menyolok
Menggunakan atribut-atribut yang tidak sewajarnya dipakai
oleh manusia biasa seperti kacamata dengan model berlebihan, dsb
Menggunakan pakaian dengan merk terkenal tapi itu palsu, dan
mereka senang memperlihatkan merk terkenalnya itu
Kalau menurut saya, hal ini adalah wajar-wajar saja. Hal ini
juga menurut saya tidak perlu manjadi bahan olok2an. Setiap orang memiliki gaya
berpakaiannya masing-masing. Jadi itu adalah hak mereka memakai baju apa,
memakai merk palsu atau tidak. Bebas-bebas saja menurut saya, dan tidak ada
yang salah dengan hal ini.
.
2 Mengetik dengan pemilihan huruf dan format yang tidak
wajar,
Mengganti-ganti huruf dengan karakter lain misalnya, huruf
“i” diganti dengan “1″ atau “!”, huruf “e” diganti “3″ dsb
Menggunakan huruf besar kecil, yang acak, ga sesuai dengan
eyd yang benar, misalnya “nAMa sAyA bLa bla bLa….”
Mengganti hurup dengan hurup laen agar terlihat lebih imut,
misalnya “sayang” menjadi “cayaank”, “maaf” menjadi “muuph”, dsb
Menulis dengan bahasa inggris tapi dengan ejaan yang sudah
dimodifikasi supaya lebih imut. misalnya “love” menjadi “loppphh”, dsb
Kalau yang ini saya rasa harus diperangi. Mereka hanya akan
merusak bahasa indonesia saja nantinya. Bagaimana bahasa Indonesia bisa populer
di negaranya sendiri kalau bahasa pergaulan anak mudanya seperti itu. Cara
penulisan alay seperti ini hanya memiliki segi negatif, membuat orang yang
membaca “sakit mata”, dan harus berjuang ekstra keras hanya untuk memahami
bacaannya.
.
3 Bertingkah laku berlebihan yang seringkali mengganggu,
diantaranya:
Kalau cowok suka nongkrong di pinggir jalan sambi l godain
cewek.
Kadang di tempat umum dengerin musik sekencang-kencangnya
pake headset sambil gerak2 kepala atau anggota badan lain
Di acara-acara musik di tv (spt Inbox, Dering, dsb) saat
artis nyanyi, dia joget dengan gaya-gaya yang berlebihan
Hampir semua tingkah laku mereka yang satu ini mengganggu
dan berlebihan. Menurut saya memang tidak ada yang melarang mereka berbuat
demikian. Tetapi setidaknya mereka memiliki rasa toleransi kepada orang lain
apakah terganggu dengan apa yang mereka lakukan, itu saja.
.
4 Memiliki selera musik yang dikatakan “kampungan”,
contohnya
Mereka adalah penikmat lagu-lagu aliran melayu yang notabene
masyarakat “non-alay ” tidak menyukainya
Mereka merupakan penonton setia acara-acara musik seperti
inbox, dering, dashyat, dsj,.
Suka menyanyikan lagu-lagu yang sedang top di chart
acara-acara musik tersebut.
Selera musik berbeda-beda, dan bukan merupakan kesalahan
jika satu orang menyukai satu aliran musik tertentu. Tetapi yang salah adalah
orang yang mengatai aliran musik tertentu. Seniman musik menciptakan suatu
karya atau lagu bukan tanpa skill dan usaha. Jadi saling menghargai saja antar
penikmat musik yang berbeda aliran.
.
Mungkin kata-kata terakhir dari saya adalah, baik untuk kaum
“alay” maupun “non-alay”;
saling menghargai, toleransi dan jangan
merasa paling benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar